![]() |
SM Ansori Fitriadi SH, Ketua Investigasi LSM Lembaga Monitoring Indonesia ( LMI) |
GARUDANEWS.net // BOGOR || Banyaknya keluhan masyarakat, khususnya orang tua peserta didik yang hendak mendaftarkan anaknya ke sekolah negeri baik pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun pada menengah Atas (SMA) pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2022, pelaksanaan PPDB diduga berimplikasi terhadap hak dari peserta didik.
"PPDB di Kabupaten Bogor betul-betul carut-marut.Kurangnya pengawasan, ketegasan dan dan bahkan dugaan pembiaran dari praktik kecurangan makin menjadikan proses PPDB bukan lagi sebagai wadah penyaringan kelayakan peserta didik, namun kembali kami duga menjadi kesempatan para oknum mencari keuntungan,"ujar SM Ansori Fitriadi, SH. MH Ketua Team Investigasi LSM LMI (Lembaga Monitoring Indonesia) ketika ditemui oleh wartawan diruang kerjanya sentul Jumat(18/8).
Lebih lanjut menurut Ansori mengatakan, "Berdasarkan hasil investigasi Kami di sejumlah SMPN baik di Kota Cibinong maupun di wilayah Timur, Selatan dan Tengah Kabupaten Bogor patut di duga ada sejumlah oknum kepala sekolah dan Panitia PPDB yang menjadikan PPDB sebagai ajang memperkaya diri sendiri, dengan menjadikan materi untuk mengangkangi proses penerimaan yang seharusnya, baik melalui Zonasi, Afirmasi, prestasi dan jalur perpindahan orang tua ujar Ansori yang juga Pengacara Peradi Otto Hasibuan.
Masih menurut Ansori,"Pada perjalanannya, persoalan dugaan praktik titip menitip calon peserta didik, hingga adanya temuan praktik pungutan liar (Pungli) sudah menggurita dan hasil investigasi Kami dilapangan ada juga pengaduan dari pihak panitia PPDB sendiri merasa di tekan oleh pihak Disdik Kabupaten bogor, agar menerima sejumlah siswa yang diduga dititipkan oleh oknum Disdik Kabupaten bogor dengan cara mengirimkan data- data nama siswa/I ke sejumlah SMPN se Kabupaten Bogor sehingga pihak sekolah tersebut dan panitia PPDB tersebut hanya menerima saja ujarnya.
Lain menurut sumber di salah satu SMPN Favorit di wilayah Cibinong kepada wartawan mengatakan, " Bagaimana Kita mengakomodir siswa/I bawaan para teman-teman wartawan atau LSM, Kami pihak sekolah sudah pusing dengan data-data nama-nama siswa/I SD yang puluhan agar dapat masuk atau diterima di sekolah Kami, itu titipan para inohong kabupaten bogor, dan justru kita sebagai guru yang puluhan tahun mengabdi di sekolah musti nya dapat jatah khusus juga termasuk anak kandung sendiri tapi kenyataan nya nol besar ujar sumber dengan nada kesal kepada wartawan.
Sementara itu Kadisdik kabupaten bogor Djuanda ketika dikonfirmasi Jumat (18/8)terkait titip menitip yang diduga atas perintah oknum Disdik Kabupaten Bogor tidak bisa ditemui menurut ADC Kadisdik kabupaten bogor Djuanda, mutia mengatakan Bapak Kadisdik kabupaten bogor sedang keluar. Begitu juga Kepala UTD Disdik Pemprov Jabar tidak dapat ditemui.
(David)